Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

INKLUSI SOSIAL (SOCIAL INCLUSION)

INKLUSI SOSIAL (SOCIAL INCLUSION),SOCIAL INCLUSION,INKLUSI SOSIAL,KETERLIBATAN SOSIAL,

PELAJAR MEDIA - INKLUSI SOSIAL (SOCIAL INCLUSION)

Unit 1: 

  • Memahami Konsep Dasar Inklusi Sosial dan Sensitivitas Gender dalam Pendidikan.
  • Praktek Menciptakan Kelas Inklusi.

Gambar 1.1. Memahami Konsep Dasar Inklusi Sosial

PENDAHULUAN

Dalam praktek sehari-hari di kelas, guru sering berhadapan dengan anak dengan karakteristik, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Perbedaan ini terkadang terlewatkan dan tidak teridentifikasi dengan baik oleh guru, sehingga berujung pada pelabelan bahwa anak tertentu bandel, lemah dalam belajar atau berkebutuhan khusus. Untuk itu penting bagi guru untuk menyadari dan mengakomodasi keberagaman ini sehingga semua anak mendapatkan akses yang setara terhadap pembelajaran apapun gender, latar belakang sosial ekonomi, kelas sosial, kondisi fisik, disabilitas, usia, agama, ras, atau suku mereka.

Sejalan dengan kebutuhan di atas, unit ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan contoh praktik-praktik kegiatan pembelajaran yang inklusif yang dapat direplikasi oleh guru di kelasnya masing-masing. Perlu dicermati bahwa unit ini tidak berdiri sendiri, tetapi berfungsi sebagai pelengkap dari unit-unit literasi dan numerasiserta lainnya. Panduan ini menyajikan beberapa poin yang bisa dijadikan acuan guru dan tenaga pengajar lainnya dalam menciptakan lingkungan kelas yang tidak hanya literat tetapi juga inklusif sehingga pembelajaran yang dihasilkan relevan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. 

Tujuan

Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu:

  1. Memahami konsep dasar inklusi sosial dan sensitivitas gender dalam pendidikan.
  2. Memilih dan menggunakan materi pembelajaran yang mendorong praktek inklusi di dalam kelas.
  3. Mempromosikan lingkungan belajar mengajar yang bebas dari kekerasan.
  4. Memahami dan mengembangkan strategi pembelajaran yang inklusif.

Sumber dan Bahan

Sumber dan bahan yang perlu disiapkan dalam melaksanakan unit ini adalah:

  1. Tayangan presentasi 
  2. Video 
  3. ATK: lem, gunting, kertas plano, kertas HVS putih, spidol warna ukuran besar dan kecil, kertas manila, kertas post-it, flipchart, biji kacang/jagung (atau bisa diganti dengan sticker lingkaran).

Garis Besar Kegiatan (180 Menit)

Pendahuluan - 10’: Menjelaskan latar belakang dan tujuan

Kegiatan A – 70’: Memahami konsep dasar inklusi sosial dan sensivitas gender dalam pendidikan

Kegiatan B–70’: Praktek Menciptakan Kelas Inklusi 

Memilih dan menggunakan media pembelajaran yang mendorong praktek inklusi di dalam kelas

Mempromosikan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan

Memahami dan mengembangkan strategi pembelajaran yang inklusif

Refleksi dan Penguatan - 10’

Penutup dan penguatan

RKTL

Pendahuluan

  1. Fasilitator menyampaikan latar belakang yang menjelaskan dasarpentingnya menciptakan lingkungan kelas yang inklusif.
  2. Fasilitator menyampaikan tujuan, dan garis besar kegiatan sesi.

Aplikasi 140'

Kegiatan A – Memahami Konsep Dasar Inklusi Sosial dan Sensitivitas Gender dalam Pendidikan (70’)

Inklusi Sosial

A. Kegiatan 1: Membaca dan Berdiskusi 

1. Fasilitator menyampaikan bahwa kegiatan pertama adalah membaca cerita dan berdiskusi. 

2. Fasilitator meminta fasilitator meja untuk membagikan Lembar KerjaCerita kepada setiap peserta di dalam kelompok. 

3. Fasilitator menyampaikan bahwa beberapa ceritadiambil dari media online dan telah melalui penyesuaian.

4. Fasilitator meja memastikan bahwa setiap kelompok mendapatkan cerita dengan tema yang berbeda. 

5. Fasilitator memberikan instruksi tentang langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

  • Setiap kelompok memilih satu orang untuk menjadi notulen dan satu orang lainnya sebagai moderator.
  • Fasilitator menyampaikan bahwa moderator harus dapat memastikan setiap orang mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi dalam diskusi. 
  • Peserta diberi kesempatan untuk membaca cerita yang telah dibagikan ke masing-masing kelompok. 
  • Setelah membaca, peserta berdiskusi mengenaihal-hal yangmembuat anak tidak bisa mengikuti pembelajaran atauberpartisipasi aktif di kelas secara maksimal berdasarkan cerita.
  • Notulendi dalam kelompok menuliskan hasil diskusi di kertas flipchart.
  • Fasilitator meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi. Sebelum pemaparan, perwakilan kelompok diminta untuk terlebih dahulu menceritakan cerita yang dibaca secara singkat.  
  • Fasilitator meja mendampingi kelompok dan memastikan semua peserta terlibat aktif dan memahami instruksi fasilitator utama.

6. Setelah masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, fasilitator menyimpulkan hal-hal yang bisa menyebabkan anak tidak dapat mengikuti pembelajaran atau berpartisipasi aktif di kelas berdasarkan urutan cerita, yaitu:

  • Cerita 1: bullying (perundungan)
  • Cerita 2: pembedaan gender
  • Cerita 3: kemiskinan
  • Cerita 4: disabilitas
  • Cerita 5: Bahasa Ibu
  • Cerita 6: kekerasan

Jika hal-hal ini tidak diperhatikan dan tidak ditangani lebih lanjut akan membuat anak tereksklusi atau terdiskriminasi dari proses belajar mengajar di kelas dan di sekolah. 

B. Pemaparan 1

1. Berdasarkan cerita-cerita di atas, fasilitator menjelaskan bahwa inklusi sosial adalah kondisi di mana semua orang dengan berbagai identitas dan latar belakang sosial bisa berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dalam pembangunan. Identitas dan latar belakang ini misalnya agama, gender, kelas sosial, suku, kondisi fisik, disabilitas, ataupun letak geografis di mana orang tersebut berada (misalnya, daerah 3T: tertinggal, terdepan, terluar). 

2. Fasilitator menampilkan gambar anak-anak yang sedang menonton pacuan kuda yaitu situasi A, B, dan C. Fasilitator kemudian mengajukan pertanyaan kepada peserta: Dari ketiga situasi tersebut manakah yang menggambarkan inklusi sosial?

Catatan Fasilitator 1

Situasi A: Menggambarkan eksklusi sosial karena semua orang dianggap memiliki kebutuhan yang sama.

Situasi C: Menggambarkan eksklusi sosial karena semua orang dianggap berbeda-beda tanpa melihat kebutuhannya. Akhirnya orang yang paling rentan (diilustrasikan sebagai anak perempuan) akan semakin terkucilkan. 

Situasi B: Menggambarkan inklusi sosial karena perbedaan individu diakui dan diakomodasi berdasarkan kebutuhan.

Kesimpulan:

Permasalahan inklusi sosial bisa terjadi jika:

1. Semua dianggap sama

Tidak melihat bahwa individu memiliki identitas dan latar belakang yang berbeda yang dapat mempengaruhi perbedaan, perilaku dan kebutuhan.

2. Semua dianggap berbeda

- Menganggap bahwa individu sejak lahir berbeda sehingga harus dibeda-bedakan.

- Tidak berdasarkan kebutuhan, hanya asumsi


3. Setelah mendengar jawaban peserta, fasilitator menyimpulkan bahwa gambar tersebut memberikan ilustrasi mengenai perbedaan antara inklusi (Situasi B) dan eksklusi sosial/diskriminasi (Situasi A dan C). Dalam hal ini, fasilitator dapat merujuk pada penjelasan di Catatan Fasilitator 1.

4. Fasilitator melanjutkan bahwa inklusi sosial dapat dianalogikan seperti lingkaran besar yang di dalamnya ada beragam lingkaran kecil berwarna tidak hanya hijau, tetapi juga merah, kuning dan biru .  Llingkaran besar dalam hal ini adalah masyarakat umum sedangkan lingkaran-lingkaran kecilnya adalah individu-individu dengan beragam identitas, latar belakang dan kebutuhan. 

5. Fasilitator menjelaskan mengenai bagaimana inklusi sosial diterjemahkan ke dalam Pendidikan. Sistem Pendidikan yang mempertimbangkan inklusi sosial disebut Pendidikan inklusi atau Pendidikan yang inklusif.  Poin-poin yang harus diperhatikan dalam menciptakan Pendidikan yang inklusif yaitu:

  • Sekolah harus mengakomodasi semua anak dengan mempertimbangkan faktor yang dapat membuat anak tidak bisa mengikuti pembelajaran dan tidak bisa berpartisipasi aktif di kelas secara maksimal atau anak-anak dengan berkebutuhan khusus (ABK).
  • Fasilitator juga meluruskan pandangan bahwa (ABK) tidak hanya mencakup anak dengan disabilitas permanen tetapi juga anak-anak lain yang mengalami kesulitan berpartisipasi aktif di sekolah karena kondisi/situasi yang temporer (sementara), seperti anak yang berbicara dwibahasa, anak jalanan, pekerja anak, anak korban bencana alam, anak dari etnis/suku minoritas, dll.
  • Anak akan belajar lebih baik saat guru menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap hasil belajar anak. Oleh sebab itu, penting bagi guru untuk selalu melakukan refleksi apakah strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas sudah mempertimbangkan perbedaan kebutuhan anak.
  • Sistem dimodifikasi dan disesuaikan dengan variasi kebutuhan anak dengan berbagai berbagai rentang kemampuan, latar belakang, etnis, usia, gender, dll. Sistem ini mencakup segala hal yang ada di sekolah yang dapat mendukung proses belajar mengajar dari sisi fisik maupun non-fisik, seperti infrastruktur, kebijakan sekolah, media pembelajaran serta pengelolaan kelas.  Penjelasan ini didukung dengan ilustrasi yang ada di dalam tayangan di mana digambarkan sistem pendidikan yang berbentuk kotak diharapkan bisa fleksibel untuk bisa mengakomodasi perbedaan kebutuhan anak dengan beragam bentuk (lingkaran, segitiga, trapesium, dll).

6. Dalam menjelaskan Pendidikan yang inklusif di atas, fasilitator dapat menggunakan contoh kasus anak yang memiliki kesulitan penglihatan yang tentunya memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak lain. Dalam kegiatan di kelas, mungkin anak tersebut perlu duduk di depan dekat dengan papan tulis dan guru perlu menyesuaikan dengan menulis dengan huruf yang lebih besar sehingga bisa dibaca semua anak. Kondisi-kondisi lain seperti siswa yang memiliki kesulitan belajar, belum lancar berbahasa Indonesia, atau siswa yang dengan latar belakang sosial ekonomi tertentu juga memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak lain di kelas.

7. Lebih lanjut, fasilitator menyimpulkan perbedaan antara pendekatan yang inklusif dan diskriminatif dengan menekankan pada ada atau tidaknya kebutuhan. Peserta dapat menggunakan informasi ini sebagai pengingat cepat apa itu Pendidikan yang inklusif sekaligus sebagai bahan refleksi apakah pendekatan yang selama ini dilakukan sudah inklusif atau justru diskriminatif.

Berikut Pelajar Media lampirkan link Download PPT INKLUSI SOSIAL (SOCIAL INCLUSION) DISINI


BERITA TERKINI PKB